Home »
» Sejarah KA Bintaro dan stasiun manggarai
21.12
Peristiwa naas
berupa tabrakan maut antara dua kereta api yang terjadi pada Senin pagi,
19 Oktober 1987 di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan menjadi salah satu
tragedi paling kelam dalam dunia transportasi Indonesia.
Lebih
dari 100 nyawa melayang, beberapa dari mereka bahkan ditemukan terpental
jauh dari lokasi akibat hebatnya benturan. Sedangkan korban lainnya
remuk tak bernyawa di antara himpitan besi-besi. Kondisinya pada saat
itu benar-benar mengerikan, bahkan butuh waktu sampai dua hari untuk
mengevakuasi seluruh korban jiwa.
Anehnya, sejak peristiwa tersebut, tingkat kecelakaan maut di jalur
perlintasan kereta api tersebut dikabarkan meningkat, terutama pada hari
Senin. Kabarnya banyak pengemudi kendaraan yang mengaku tidak mendengar
sinyal kereta yang akan lewat. Tak hanya itu, konon tak sedikit pula
pejalan kaki yang berjalan di atas rel tepat ke arah kereta yang sedang
melaju. Menurut keyakinan masyarakat, perilaku aneh tersebut dikarenakan
para korban dirasuki oleh Hantu Budek.
Kecelakaan
hebat terakhir terjadi di penghujung tahun 2013, ketika sebuah truk
tangki dihajar oleh kereta api yang melaju, sehingga mengakibatkan
ledakan besar dan menewaskan tujuh orang. Seketika, masyarakat pun
menjuluki kejadian di perlintasan angker tersebut sebagai Tragedi Bintaro II.
Cerita soal kereta api maut belum berhenti sampai di situ. Selama
berpuluh-puluh tahun, bangkai kereta api yang mengalami kecelakaan dari
seluruh Jakarta dibawa dan disimpan di “kuburan kereta” di Stasiun
Manggarai. Meskipun kereta-kereta tersebut sudah berhenti beroperasi,
namun masyarakat percaya bahwa arwah para korban masih berada di situ.
Selain penampakan arwah gentayangan, konon di malam hari saat stasiun
sudah tutup sering terlihat kereta kosong tanpa penumpang yang melintas.
Salah satu kisah paling aneh datang dari seorang mahasiswa yang
mengaku melihat korban kecelakaan di dalam kereta yang ia tumpangi saat
larut malam. Secara mengejutkan, setibanya di stasiun tujuan, kaki sang
mahasiswa tersebut dipenuhi lecet. Ia lantas menceritakan pengalamannya
tersebut kepada petugas keamanan. Anehnya, menurut si petugas pada jam
tersebut tak ada kereta yang beroperasi dan ternyata sebetulnya si
mahasiswa tanpa sadar telah berlari menempuh rute tersebut hingga
kakinya luka-luka.
Sumber : https://indonesia.tripcanvas.co/id/tempat-angker-di-indonesia/https://indonesia.tripcanvas.co/id/tempat-angker-di-indonesia/
0 komentar:
Posting Komentar