Sabtu, 25 Maret 2017

Sejarah Desa trunyan Bali

Masyarakat Desa Trunyan, Kabupaten Bangli, Bali memiliki tradisi yang unik sekaligus cukup menyeramkan. Karena tak seperti masyarakat Hindu lainnya yang melakukan ngaben (upacara pembakatan manyat), masyarakat Desa Trunyan justru hanya meletakkan jenazah diatas tanah pada pemakaman Trunyan.

Mungkin Anda bisa membayangkan, bagaimana bau busuk yang ditimbulkan dari jenazah tersebut. Namun jangan salah, disini Anda justru tidak akan mencium bau busuk dari jenazah tersebut. Karena di pemakaman Desa Trunyan ada sebuah pohon besar bernama Taru Menyan yang tumbuh lebat di pintu masuk pemakaman. Pohon ini dipercaya mampu menghilangkan bau busuk yang ditimbulkan oleh jenazah. Konon, pohon ini juga menjadi asal usul terciptanya desa bernama Trunyan.

Pintu Masuk Kuburan Trunyan (kiri) dan Pohon Taru Menyan (kanan)
Menurut legenda, pohon Taru Menyan ini dulu baunya sampai tercium hingga Keraton Solo yang jaraknya beratu-ratus kilometer dari Bali. Karena bau wangi itulah, empat bersaudara dari Keraton Solo mencoba untuk mencari sumbernya. Hingga empat bersaudara yang terdiri dari satu perempuan dan tiga anak laki-laki itu rela mengarungi daratan hingga ganasnya lautan untuk bisa menemukan sumber bau tersebut. Pada akhirnya mereka sampai pada Desa Trunyan dan menemukan sumber bau yang sangat harum tersebut. Dimana bau yang harum itu bersumber dari pohon besar yang bernama Taru Menyan.

Cara Pemakaman di Kuburan Trunyan
Namun setelah menemukan sumber bau wangi tersebut, kakak sulung dari empat bersaudara itu justru jatuh cinta pada seorang Dewi yang menjadi penunggu pohon Taru Menyan. Tak berselang lama, kakak sulung tersebut akhirnya menikahi sang Dewi. Setelah menikah, hadirlah sebuah kerajaan kecil yang letaknya persis ditepi danau Batur, tempat pohon itu tumbuh. Meskipun sang Dewi telah menikah, namun pohon Taru Menyan masih terus mengeluarkan bau yang sangat harum. Karena takut diserang oleh kerajaan lain karena bau semerbak dari pohon Taru Menyan, maka sang Raja memerintahkan penduduk kerajaan menghilangkan bau wangi dengan cara meletakkan beberapa jenazah tepat dibawah pohon tersebut. Cara itu ternyata berhasil, karena pohon Taru Menyan sudah tak mengeluarkan bau wangi dan jenazah yang ada dibawah pohon itu juga tak mengeluarkan bau busuk.
Sampai saat ini masyarakat Desa Trunyan masih melakukan pemakaman dengan cara meletakkan jenazah begitu saja dibawah pohon Taru Menyan. Namun yang dimakamkan di tempat tersebut hanyal orang yang berhati mulia.
sumber :http://www.terseram.com/2016/08/asal-usul-desa-trunyan-bali.html

0 komentar:

Posting Komentar